Kontroversi Tentang Suku Batak

 Kontroversi Tentang Suku Batak




Sebagian orang Karo, Mandailing, dan Pakpak ada yang tidak mengakui dirinya sebagai bagian dari suku Batak. Meski sebagian yang lain masih mengakui dirinya bagian dari suku Batak, namun wacana penolakan identitas tersebut sempat muncul dikarenakan kategori "Batak" dipandang primitif oleh etnis lain. 
Menurut Daniel Perret, penolakan ini juga disebabkan oleh adanya perbedaan agama, karakter, serta tingkat pendidikan di kalangan orang-orang Tapanuli. Di pesisir timur laut Sumatra, khususnya di Kota Medan, perpecahan ini sangat terasa.  Terutama dalam hal pemilihan pemimpin politik dan perebutan sumber-sumber ekonomi.

Sumber lainnya menyatakan bahwa kata "Batak" berasal dari rencana Gubernur Raffles yang membuat etnik Kristen yang berada diantara Kesultanan Aceh dan Kerajaan Minangkabau yang muslim, di wilayah pedalaman Barus, yang dinamakan Batak. 
Generalisasi kata "Batak" terhadap etnik Mandailing, umumnya tak dapat diterima oleh keturunan asli wilayah tersebut. 

Demikian juga di Angkola dan Karo, yang terdapat banyak pengungsi muslim yang berasal dari wilayah sekitar Danau Toba dan Samosir, akibat pelaksanaan dari pembuatan Afdeling Bataklanden oleh pemerintah Hindia Belanda, yang melarang penduduk muslim bermukim di wilayah tersebut.

Konflik terbesar adalah pertentangan antara masyarakat bagian utara Tapanuli dengan selatan Tapanuli, mengenai identitas Batak dan Mandailing. Bagian utara menuntut identitas Batak untuk sebagain besar penduduk Tapanuli, bahkan juga wilayah-wilayah di luarnya. 

Sedangkan bagian selatan menolak identitas Batak, dengan bertumpu pada unsur-unsur budaya dan sumber-sumber dari Barat. Penolakan masyarakat Mandailing yang tidak ingin disebut sebagai bagian dari etnis Batak, sempat mencuat ke permukaan dalam kasus syarikat Tapanuli (1919-1922), kasus pekuburan Sungai Mati (1922),[43] dan kasus pembentukan Provinsi Tapanuli (2008–2009).

Dalam Sensus Penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasikan Angkola, Karo, Mandailing, Pakpak, Simalungun, dan Toba sebagai etnis Batak.

Sumber: Wikipedia ID

Admin

Horas, Ya'ahowu... Salam kenal, saya Onald, Saya mengelolah beberapa blog (Dapat anda lihat di daftar), dan hobby membaca serta menulis, saya menghabiskan waktu di dunia internet, termasuk Youtube, cek youtube saya zendrato team.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak