Marga Silalahi adalah sebuah marga yang berasal dari suku batak, tepatnya batak toba. Silalahi secara umumnya digunakan oleh mereka yang berasal dari satu keturunan yang sama, dimana disebutkan bahwa leluhur dari keturunan bermarga Silalahi adalah Op. Raja Silahisabungan yang berasal dari Huta Lahi (Sekarang Desa Silalahi) di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dari, Sumatera Utara.
Hingga artikel ini diterbitkan, (15/12/2024) setidaknya ada + 15 juta jiwa keturunan yang berasal dari Op. Raja Silahisabungan, baik dari pihak laki-laki ataupun pihak perempuan, keturunannya tersebar diberbagai wilayah dibelahan bumi, namun secara khusus keturunannya hingga saat ini masih mendiami wilayah yang berada di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi.
Pun demikian, keturunan Op. Raja Silahisabungan juga dapat ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia, seperti di Ibu Kota Jakarta, Surabaya, Medan dan kota kota besar lainnya di Indonesia, tidak sedikit dari mereka adalah publik figur dan juga politikus besar di Indonesia, sebut saja Luhut Binsar Panjaitan, beliau merupakan keturunan dari Op. Raja Silahisabungan yang bersalah dari pihak ibu, dimana orang tua LB Panjaitan adalah bermarga Naiborhu, Istri dari penyayi terkenal, Judika Sihotang adalah seorang yang berasal dari keturunan marga silalahi, yakni Duma Riris Silalahi
Sejarah Marga Silalahi dimulai sejak kedatangan Op. Raja Silahisabungan ke tanah Dairi, dan kemudian beliau pun memulai rumah tangganya dengan berbagai aktivitasnya, dari sejarah yang beredar di masyarakat di Kecamatan Silahisabungan, Op. Raja Silahisabungan memiliki 2 Istri dan juga 8 anak serta 1 putri, sejarah ini di kekalkan dengan dibuatkan sebuah monumen berupa tugu di Desa Silalahi III, di TUMARAS yang hingga saat ini kokoh berdiri dan bahkan sudah menjadi ikon penting di Kecamatan Silahisabungan.
Sejarah lain terkait dengan marga Silalahi berasal dari Marga Silalahi yang berasal dari Sibisa, dimana orang orang yang bermarga Silalahi di lokasi tersebut mengatakan bahwa Op. Raja Silahisabungan memiliki 3 istri dan juga 9 anak serta 1 putri, namun meski hal ini masih menjadi salah satu hal yang masih terus diperdebatkan, keturunan marga Silalahi hingga saat ini memiliki cukup banyak sejarah yang patut untuk terus di pertahankan.
Bila berbicara terkait dengan hal asal usul marga silalahi yang terdiri dari berbagai bentuk cerita, sungguh tidak akan ada habisnya, hal ini dikarenakan belum adanya kesamaan dalam hal pemahaman tentang sejarah terkait dengan cerita yang beredar, namun demikian, keturuan yang bermarga Silalahi yang berasal dari Kecamatan Silahisabungan senantiasa terus mencoba untuk menjadikan mereka yang dari Sibisa sebagai bagian daripada mereka.
Pesta Tugu yang berada di desa Silalahi, di Dairi hingga saat ini masih rutin dan konsisten dilakukan sejak tahun 1981, sampai saat ini untuk mereka mereka yang ingin memberikan pandangan terbuka terkait hal ini masih sering dilakukan diberbagai media, khususnya di dalam diskusi Tarombo Silalahi di Grup Facebook.
Admin Marsada Batak berharapkan semoga kedepannya keturunan Op. Raja Silahisabungan bisa menjadi satu kesatuan yang erat dan tidak terpecah bela.
Tag: Opini, Saran